Skip to main content

Gadis di Selasar (Magenta).

Sunyi teman setianya...

Berjalan sendiri tanpa langkah kaki lainnya, menunggu semua pergi lalu memulai.
Untuk dia yang suka sendiri, selalu duduk menunggu senja di pojok selasar... tak perduli dengan setiap orang yang melintas lalu terdiam sebentar hanya untuk memandangnya saja. Tebiasa dengan sikap orang padanya seperti itu, dia tak acuh lagi.
Untuk dia yang benci keramaian, selalu berlari sendiri memejamkan mata dan menutup telinga meninggalkan semua yang berwarna. Hanya hitam dan putih yang ia tau... hanya amarah dan pilu yang ia tau...
Untuk dia yang tak bisa melupakan, Masih terbayang pria yang selalu memberi rasa indahnya hidup penuh dengan kehangatan. Bersama yang dijanjikan lalu ia ingkari dan ditinggalkan.

Magenta masih saja duduk di pojok selasar dengan tangan penuh membawa agendanya yang tak pernah lepas dari genggamannya. Matanya selalu menatap langit menunggu senja... bibirnya masih menekuk seakan mengkhayati turunnya mentari... jika mendung ia selalu memperlihatkan matanya seperti penuh amarah dan murka seakan dendam pada awan yang menutupi sang mentari.
Mulailah ia menggoreskan pulpen bertinta birunya dalam secarik kertas dan menceritakan hidupnya yang hanya dia dan agendanya yang tau. Tak sadar ternyata sedari tadi sedang ada yang memperhatikannya dari belakang, 'sedang apa kamu?' pertanyaan itu sontak membuat Magenta terkejut lalu menutup agendanya dengan cepat... ya pertanyaan yang terlontar dari mulut seorang pria biasa saja yang penasaran dengan hal yang dilakukannya. Dengan sigap Magenta berdiri lalu berlari jauh berharap tak terlihat lagi....

Comments

Popular posts from this blog

(ano.ma.li)

Aku lihat mereka... Saat aku duduk mereka mendapingi. Saat aku sendiri mereka menemani. Tanpa diminta mereka selalu mengkuti. Bukannya aku mengigau atau tak waras... Karena aku lihat, kalian tidak.  Setiap hari setiap membuka mata aku selalu bertanya 'sampai kapan?' hanya itu. Diantara pilar dan selasar tidak hanya kalian yang aku lihat, tapi juga mereka... ya mereka yang setiap malam melempar sesuatu hingga bising, mereka yang selalu menyembunyikan barang kalian, mereka yang selalu mengitip dari balik jendela di tangga yang gelap itu, mereka yang selalu menyerupai kalian kapan saja. itu mereka... Jika kalian tau, aku lelah.