Hai... seketika kata itu terlontar dari mulutku yang terlalu lama membisu kepadanya.
Hari itu hari dimana aku sangat kesal dan geram, bosan yang sangat menjadi - jadi membuat ku memutuskan untuk berhenti berbicara padanya. waktu terus menerus berjalan tapi kesal ku belum saja mereda, hanya saja perasaan bersalah mulai membuat ku lelah...
Aku tau tapi dia tak tau apa yang sebenarnya membuatku kesal, sampai akhirnya dia pun mulai terbiasa tanpa adanya candaan ku diantara ceritanya. aku pun sama mulai terbiasa tanpa adanya pertanyaan - pertanyaan kritis yang selalu dia tanyakan dalam cerita ku. waktu masih saja berjalan tanpa bosan dan aku masih saja bertahan dengan ego ku yang tak mau kalah, bersamaan dengan rasa rindu ku padanya yang mulai meletup letup ingin disampaikan.
Saat berpapasan tak saling lagi menyapa, hanya tak mau menatap yang ku lakukan.
Saat satu tujuan tak lagi melangkah bersama, hanya menunggu dia jauh yang ku lakukan.
Begitu banyaknya waktu yang kuhabiskan sendiri dengan menahan ego ku padanya.
Begitu banyak hari yang ku lewati tanpa lagi bercerita dengannya.
Entah berapa lama aku egois seperti ini sampai akhirnya aku berpikir begitu kekanak - kanakannya aku ini. disinilah mulai aku merasa tak seharusnya aku berlama lama diam dan tak acuh pada teman ku yang satu ini. selalu setiap hari ku ingin mencoba menegur mu tapi lidah ini terlalu kaku di hadapan mu.
Sampai suatu ketika tak sengaja kita dalam situasi yang sama, dan aku memulai percakapan hari itu, dengan kata HAI aku hancurkan ego dan rasa takutku akan semuanya. semua mengalir begitu saja senyum ku mulai tercipta kembali untuknya, begitu pun sebaliknya... Lega rasanya semua berakhir, dan aku pun berhasil mengalahkan ego ku yang selama ini menguasai ku.
Comments
Post a Comment